Laman

Kamis, 07 Desember 2017

fenomena dan profesional PR



A.   Fenomena PR
Menurut Prita Kemal Gani (2017) Dalam kurun waktu terakhir ini terdapat serangkaian fenomena yang turut mempengaruhi aktivitas PR, dimana dapat dikeathui bahwa kegiatan PR selalu melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan).
1.      arus globalisasi
Fenomena globalisasi terjadi sebagai perkembangan peradaban manusia, yang dipicu oleh kemajuan tekriologi komunikasi. Waktu dan jarak bukan lagi masalah yang signifikan. Di sisi lain, penguasaan informasi pun menjadi sebuah kata kunci yang turut mendorong persaingan. Siapa yang menguasai informasi, ‘dia’ akan menang dalam persaingan. Mau tidak mau, praktìsi PR harus memahami globalisasi sebagai fenomena yang sangat mempengaruhi aktivitasnya.
2.      perubahan sistem politik
Sistem politik Indonesia yang makin demokratĂ­s, membawa pengaruh besar bagi aktivitas PR
3.      perubahan sistem media massa
Media massa, termasuk organisasi kewartawanan mengalami perubahan signifikan sejak dikeluarkannya UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. UU Pers memungkinkan media massa tumbuh bebas, bahkan sangat pesat dan tanpa intervensi pemerintah. Profesi jurnalis pun mendapatkan Kebebasan sepenuhnya. Selain PWI, organisasi kewartawanan  makin banyak bermunculan seperti AJI, IJTI, PFI, dan sebagainya. Fenomena tersebut mendorong PR harus mampu membuat pemetaan dan menjalin relasi baik dengan berbagal jurnalis pada setiap media.
4.      fenomena perkembangan media sosial
Efek dan perkembangan media sosial tersebut membuat arus informasi makin mudah dan cepat bergulir. Fenomena tu memaksa praktisi PR untuk mampu memantau arus opini publik, yang mungkin tidak mencuat pada media konvensional, Banyak informasi penting dan bahkan mungkin lebih faktual untuk kehidupan suatu organisasi, justru muncul dan berkembang melalui media sosial.
5.      fenomena kebebasan informasi
Dengan diberlakukannya UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka begitu banyak bal yang harus diubah dalam pengelolaan badan publik atau organisasi. Para PR di berbagai badan publik tidak boleh menutup informasi kepada masyarakat. Betapa tidak, menurut UU itu, semua informasi Publik-- selain yang dikecualikan berdasarkan UU KIP—harus dibuka. Hal ini tentu menuntut praktisi PR untuk mampu menyampaikan informasi tersebut kepada publik.


B.   Profesional PR
a.    Memiliki  skill dan kemampuan
Kemampuan ini bisa dimiliki oleh seorang PR ketika mereka masih menempuh study, atau bahkan bisa dimiliki dari hasil pengalaman-pengalaman seblumnya yang sudah pernah diterapkan.
b.    Mempunyai kode etik
Mempunyai kode etik merupakan standar moral bagi setiap profesi, baik profesi formal, tertulis dan normative.
c.    Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi yang tinggi
Seorang PR profesional seharusnya memiliki integritas pribadi yang tinggi. Baik terhadap dirinya sendiri sebagai pekerja PR/Humas, maupun terhadap publik, pimpinan, organisasi perusahaan, dan juga penggunanaan media massa, sehingga bisa menjaga nama baik perusahaan.
d.    Memiliki jiwa pengabdian kepada public atau masyarakat
Seorang PR yang profesional akan mampu mengabdi sepenuhnya kepada masyarakat atau publiknya. Di dalam hal ini, PR lebih mengutamakan kepentingan publik/masyarakat dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri. Setiap krputusan yang diambil oleh seorang PR merupakan keputusan yang kegunaannya untuk keperluan publik/masyarakat, bangsa, bahkan negara.(Ant)

Menurut Rolly (2014) syarat yang layaknya dimiliki oleh Public Relations yang Profesional,  Ada 5 kriteria mendasar diantaranya :
1.  Ability to Communicate.
Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap orang-orang yang memiliki aneka ragam karakter. Itu berarti harus mampu dan mau berusaha memahami serta terkadang bersikap setoleran mungkin kepada orang yang mngkin dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat. Kemampuan berkomunikasi seorang Public Relations ini baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini mutlak dipunyai oleh seorang Public Relations.
2. Ability to Organize.
Kemampuan mengorganisasikan ini dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk memanejerial seperti mengelola program-program Public relations juga termasuk kemampuan mengantisipasi masalah di dalam dan di luar organisasi atau perusahaan.
3. Ability to get on with people
Kemampuan ini dimaksudkan sebagai kemampuan menciptakan networking atau jaringan dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan ataupun dengan Public Relations itu sendiri.
4. Personal Integrity.
Kejujuran harus tetap melandas seseorang yang ingin menjadi seorang Public Relations karena aspek ini dapat membentuk kredibilitas orang lain terhadap Public Relation officer maupun perusahaan tempat Public Relations Officer itu bekerja.
5. Innovative and Imagination.
Seorang Public Relations haruslah pribadi yang penuh dengan gagasan, ide-ide yang segar serta mampu memecahkan problem yang dihadapi serta mengembangkan imajinasi dalam melahirkan kreativitas dalam bekerja.

Referensi:

profil, macam-macam dan pola komunikasi PR



Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).
Menurut, Maria (2002:7) Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karenapublic relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.

A.      Profil Humas
Profil Humas dapat berupa: 
1.    Humas yang Melembaga/In-House PR
                Organisasi humas dalam perusahaan diistilahkan sebagai humas yang melembaga/state of being. Sebagai bidang yang melembaga, berarti memiliki seseorang yang memimpin, memiliki staf, dan memiliki ruang/tempat dan sarana/prasarana pendukungnya.
                Jabatan-jabatan yang ada dalam bagian humas memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas. Pengorganisasian di sini adalah tentang struktur, wewenang, tugas, dan tanggung jawab. Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah bagian/departemen/divisi humas/PR communication
2.    Humas Agency/Ekstern PR
                Ekstern PR adalah sebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum dan bergerak dalam layanan dibidang humas. PR ekstern meliputi:
PR Full Service
Sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan yang mereka berikan kepada klien (perseorangan/perusahaan PR tersebut).
PR Consultant 
Yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam Layanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya. 
3.    Event Organizer 
                Event Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event/kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
·       Launching product
·       Pameran/ exhibition
·       Pertemuan-pertemuan (seminar, lokakarya, konvensi, konferensi)
·       Jumpa pers/press conference, press tour, dan sebagainya
·       Show dan kontes-kontes 

B. Pola Komunikasi PR
Pola komunikasi public relations dalam suatu organisasi pada prinsipnya yaitu setiap bagian harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya. Setiap bentuk oerganisasi, pendekatan dalam melakukan kegiatan komunikasi yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi lain tidaklah sama,masing-masing mempunyai karakter yang satu dengan lainnya mamiliki variasi berbeda-beda.
Setiap karakter organisasi, misalnya dalam bentuk perusahaan sangatlah bergantung pada skala besar kecilnya perusahaan tersebut.jika perusahaan hanya memiliki beberapa karyawan maka penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsungkepada karyawan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang mungkin sangat kompleks dan memerlukan kemampuan sumber daya manusia untuk dapat membuat konsep dalam menentukan jaringan komunikasi yang efektif dan efesien di lingkungan perusahaan. Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila public relations sebagai komunikator melakukan pemeriksaan atau menganalisis kondisi komponen dalam proses komunikasi (kriyantono,2012:30).

C. Macam-macam Hubungan Masyarakat
                Adapun macam-macam Humas Rofia (2016) yaitu : Humas Pemerintah, Humas Sosial, Humas Industri dan Bisnis, Humas Organisasi Internasional, Humas Penegak Hukum, Humas Profesi, Humas Organisasi Sukarela
1.       Humas Pemerintah Lembaga humas yang melakukan fungsi management dalam bidang informasi dan komunikasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik melalui berbagai sarana kehumasan dalam rangka menciptakan citra yang positif ,instansi pemerintah.
1.       2.      HUMAS SOSIAL Misi utama humas sosial adalah mengembangkan saling pengertian, kepercayaan, dan bantuan atas kerja sama. Contoh:  Humas Penegak Hukum   Humas Organisasi Keagamaan 
2.       Humas Industri dan Bisnis Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi : - Hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan terapan marketing PR - Hubungan dengan pemegang saham - Hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru - Hubungan dengan komunitas - Hubungan dengan perusahaan/organisasi lain - Hubungan dengan pemerintah
3.       Humas Profesi Maksud penerapannya adalah untuk mendapatkan pengakuan dan keprofesionalan dan publikasi tentang apa yang telah mereka lakukan bagi kepentingan umum.
4.       Humas Organisasi Sukarela Peranannya untuk merancang suatu program progresif, termasuk didalamnya mengadakan hubungan dengan pers.
5.       Humas Organisasi Internasional Humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang
6.       Humas Penegak Hukum Banyak golongan penegak hukum merasa perlu untuk membentuk grup-grup penasihat warga Negara dan merangkap sebagai penjabat humas untuk bekerjasama dengan mereka dan para media masa


Referensi
Kriyantono, R. 2012. Public Relations dan Crisis Management Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis & kualitatif. Jakarta: kencana.

Kamis, 23 November 2017

Media PR




Media PR
a.  Media Relation dalam PR.
            Oxley,1987:35) mengatakan dalam keputusan PR sering dinyatakan bahwa PR adalah fungsi manajemen suatu organisasi. Dengan memandang PR sebagai fungsi manajemen satu organisasi, maka selama organisasi tersebut ada maka PR pastilah ada. Tidak mungkin satu organisasi tidak menjalankan kegiatan organisasi, baik komunikasi internal maupun eksternal. Selama satu organisasi menjalankan kegiatan komunikasi maka selama itu pula dijalankan PR sebagai fungsi manajemen dalam organisasi. Berkaitan dengan siklus hidup serta PR sebagai fungsi manajemen dan unit kerja organisasi, maka tahap perkembangan organisasi yang berbeda melahirkan bentuk kegiatan PR yang berbeda pula.
            Gregory (dalam Yosal Iriantara,2004b:16) menggambarkan siklus hidup organisasi tersebut SBB :
1.      pertumbuhan : PR dipandang sempit: bagian dari komunikassi pemasaran, kesadaran mulai tumbuh, menekankan pada ekspansi, ada kendala sumber daya.
2.      Kelahiran : tak ada pemisahan fungsi dalam PR, menekankan pada pemasaran dan pertumbuhan.
3.      Kedewasaan : PR keuangan, Employee Relations, mendukung pemasaran, tanggung jawab sosial korporat, Community Relations.
4.      Kejatuhan : manajemen Krisis/isyu dan mengelola harapan.

Pada tahap organisasi mencapai kematangan itulah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan media akan terasa. Hal ini bukan berarti pada dua tahap sebelumnya menjalin hubungan baik dengan media tidak ada. Namun karena kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan media belum sebesar saat organisasi memasuki tahap kematangan,  maka fungsi media relations belum menonjol. ketika organisasi memasuki tahap kematangan , organisasi tersebut sangat dirasakan kehadirannya oleh publik sehingga publik memiliki rasa ingin tahu tentang organisasi itu. Pihak organisasi pun akan semakin menyadari bahwa reputasi merupakan aset penting organisasi. Dalam keadaan sperti ini, media relations bukan lagi sekedar kebutuhan melainkan satu keniscayaan yang harus dijalankan satu organisasi.
Menurut Horward A. Praeger dan James F. Minehan (dalam Lesly:540) dari perspektif PR, organisasi media lebih dipandang sebagai salah satu kelompok publik dibandingkan sebagai media. Media massa memiliki kemampuan membentuk opini publik. Namun organisasi pun bisa membentuk opini publik dan adakalanya berkepentingan untuk membentuk citra atau reputasi positif organisasi. Media massa dipergunakan untuk pembentukan citra atau reputasi tersebut. Tujuan menggunakan media dalam PR ataralain :
  1. Membantu mempromosikan dan meningkatkan penjualan produk dan jasa
  2. Menjalin komunikasi berkesinambungan
  3. Meningkatkan kepercayaan publik
  4. Meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi



b. Definisi dan Fungsi Media Relations
            Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk mencapaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menyimak pernyataan mantan PRO Universitas Winconsin-River Fall, Barbara Averill (1997), “ Media relations hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita bisa menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita.” Averill menyamakan media relations dengan publisitas. Ringkasnya, media relations adalah publisitas.
            Lesly (1991:1) menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan media terhadap oerganisasi. Apa yang dijelakan oleh Lesly ini lebih pada sisi manfaat yang doperoleh organisasi dan kegiatan yang dilakukan organisasi dalam menjalankan media relations.
            Media relations bisa diartikan,”merupakan bagian dari PR eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-publiknya untuk mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Lattimore, dkk (2010:164) terdapat 3 pertimbangan dasar dari pemilihan media, antara lain: 
  • Audiensi, publik menjadi tujuan sebuah pesan, dengan mengidentifikasi siapa publik yang akan dijangkau dan mencari tahu apa ketertarikan mereka.
  • Waktu, kebutuhan akan waktu yang tepat untuk menjangkau audiensi dalam menerima pesan.
  • Anggaran, biasanya keputusan pertama yang harus dibuat adalah apakah pesan perlu disampaikan dengan lebih dari satu medium. Jika diperlukan banyak media, maka perlu mempertimbangkan biaya ketika memutuskan media mana yang akan digunakan.


c.    Manfaat Media PR

Dari pernyataan fungsi media PR di atas bahwa dapat disumpulkan Manfaat media relations sbb :

  • Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa
  • Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati, menghargai, kejujuran serta kepercayaan
  • Penyampaian informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik
Referensi :
Iriantara, Yosal. Media Relations Konsep Pendekatan dan Praktik. (Simbiosa Rekatama Media, Bandung:2008)